Teko Kopi - Beberapa Masalah Dasar Dengan Alas Teko Kopi

No Comments

Kata "percolator" berarti bahwa teko kopi khusus yang biasa duduk di atas kompor Nenek dan menggelembung seperti gila sepanjang pagi. Biasanya mereka terdiri dari pot bukti panas yang menahan air, tabung panjang (seperti sedotan) yang menyimpan keranjang saringan di bagian atas. Filter ini biasanya terbuat dari logam dan menampung alas kopi terpisah dari air di panci utama. Biasanya kopi tanah yang cukup apik digunakan dan tutup berlubang ditempatkan di atas saringan agar bisa mendistribusikan air secara merata di atas tanah.

Saat air dalam panci mencapai bisul, dipaksakan tabung dan berulang kali tumpah di atas dasar keranjang saringan. Dengan cara ini, air dan kopi yang baru diseduh menetes ke air panas dan di atas halaman. Secara bertahap kopi menjadi lebih kuat karena air / kopi terus menetes di atas tanah. Proses ini berlanjut selama panci disimpan pada titik didih.

Meskipun kita bisa menyimpan kenangan indah tentang perkecatan, mereka bukanlah cara yang sangat baik untuk membuat secangkir kopi. Sebenarnya banyak orang memilah kopi pemolator tepat disamping kopi direbus langsung di air! Bila dibuat dalam percolater sejumlah hal terjadi yang menghasilkan secangkir kopi kurang sempurna.

Sebagai permulaan, airnya kepanasan. Air mendidih cukup mengekstrak terlalu banyak rasa pahit yang tidak diinginkan pada kopi dan harus ditukarkan jika memungkinkan (yang tidak mungkin dilakukan dengan perkolator). Juga dasar kopi menjadi berlebihan dengan berulang kali melewati kopi yang sudah diseduh kembali di atas halaman. Akhirnya, cairan mendidih / meresap dari cairan cenderung melepaskan banyak rasa dan senyawa yang diinginkan ke udara. Meski hal ini menghasilkan aroma kopi segar yang indah di rumah, seringkali bisa menyebabkan kopi mencicipi rata.

Pada akhirnya, seringkali lebih baik menghindari perkolator jika bisa. Ada cara lain yang terjangkau untuk menyeduh kopi yang bagus, bahkan jika itu berarti mengubah punggung Anda pada kenangan aromatik yang indah.

back to top